Yogyakarta
-- Manusia Indonesia yang ingin dibentuk melalui pendidikan nasional
adalah yang cerdas komprehensif. Artinya cerdas dari segala segi
intelektual, emosional, dan spiritual. Pendidikan anak usia dini (PAUD)
memiliki posisi strategis untuk mencapai hal tersebut.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal Kemdikbud Lydia Freyani Hawadi mengatakan hal tersebut pada
pembukaan “Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Kebijakan dan Program
Ditjen PAUDNI” di Yogyakarta, Senin (6/5). Lydia Freyani, mengingatkan
kembali mengenai visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2014,
yaitu “terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk
membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif”.
”Cerdas komprehensif itu artinya cerdas secara menyeluruh. Kita mengenal intelligence quotient (IQ), lalu ada emotional quotient (EQ), dan ada juga spiritual quotient
(SQ). Jadi tak cukup berintelektual saja, tapi juga terdapat moral dan
karakter. Inilah yang harus ada pada seseorang yang cerdas
komprehensif,” kata psikolog keberbakatan itu.
Tidak hanya itu, Lydia juga menyampaikan bahwa
Kemdikbud juga telah membentuk visi hingga tahun 2025, yakni tak cukup
cerdas komprehensif, tapi juga kompetitif dan bermartabat atau yang
disebut insan kamil dan insan paripurna.
Dorong akses PAUD
Menurut Dirjen, PAUD merupakan salah satu jalan
untuk mencapai hal itu. Ini tak lain karena PAUD memberikan pendidikan
untuk anak di usia emasnya. Pada usia ini, sebagian besar pertumbuhan
intelektualitas dan karakter seseorang sedang terbentuk.
Oleh karena itulah, PAUD menjadi prioritas program
pendidikan nasional 2010-2014. “Dengan prioritas itu, PAUD adalah
primadona dan ikon Ditjen PAUDNI,” kata Guru Besar Universitas Indonesia
itu.
Terkait perkembangan PAUD saat ini, Ditjen PAUDNI
masih mengejar target angka partisipasi kasar (APK) PAUD nasional
sebesar 75 persen pada tahun 2015. Saat ini secara nasional, APK PAUD
untuk usia 0-6 tahun masih berada di angka 34,54 persen. Sedangkan untuk
usia 3-6 tahun 60,33 persen.
Untuk itu Ditjen PAUDNI kini fokus mendorong
perluasan akses PAUD. Demi efesiensi dan efektivitas, tak ada lagi
bantuan pembangunan fisik untuk PAUD. Tahun ini bantuan itu disebar
lebih luas untuk bantuan pelaksanaan dan operasional PAUD imbuhnya.
“Untuk melaksanakan PAUD bisa memakai tempat yang
sudah ada. Kami mendorong agar PAUD dapat terlaksana di tempat publik
seperti masjid, gereja, balai desa, posyandu,” kata Dirjen yang akrab
dikenal dengan nama Reni Akbar-Hawadi ini. (sumber: www.paudni.kemdikbud.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar